LAPORAN KARAWITAN

LAPORAN PENGAMATAN
PAGELARAN SENI KARAWITAN
INSTITUT SENI INDONESIA
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Karawitan



Disusun Oleh :
Denisa Yudha Pertiwi           A510120187 / VI E


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014







PEMBAHASAN

Pada pementasan yang diselenggarakan oleh Institut Seni Indonesia pada tanggal 11 dan 16 April 2014 dimana pementasan tersebut merupakan tugas akhir bagi mahasiswa Institut Seni Indonesia jurusan karawitan. Pada umumnya, pertunjukan yang disajikan terbagi dalam 2 sajian yang masing-masing memiliki karakter tersendiri. Dua sajian tersebut yaitu ekspresi gending dan komposisi baru/ karya baru karawitan (komposer mahasiswa). Yang secara umum akan di jelaskan, sebagai berikut :
Karawitan adalah musik dengan sistem nada (laras) slendro maupun pelog, atau tangga nada non diatonis yang pernah berkembang atau masih hidup di Indonesia, sebagai musik tradisional di daerah-daerah.
Gendhing adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut komposisi musikal dalam karawitan Jawa. Secara konvensional, repertoar gending Jawa telah memiliki cara dan pola penyajian, bentuk dan struktur, serta karakterisik yang berbeda dengan lagu atau komposisi jenis musik lain. Secara musikal di dalam penyajian karawitan, saat para seniman memainkan instrumen yang   memiliki fungsi dan teknik permainan yang berbeda, mereka tidak sekedar terpaku terhadap instrumen yang dimainkannya, melainkan mereka saling memperhatikan dengan sesama penyaji yang lain. Mereka saling melempar dan merespon ide musikal, sehingga terjadi dialog dan interaksi musikal yang hidup dan menarik. Sehingga bila dianalisis ketika masing-masing ricikan (instrumen) yang mereka sajikan memiliki cara permainan, warna suara dan kaidah-kaidah (vokabuler) yang beragam dan ketika seluruh permainan instrumen dimainkan secara terpadu tetap menjadikan satu kesatuan yang enak didengar (harmonis). Dalam sajiannya karawitan juga sangat memungkinkan adanya perbedaan penyajian pada saat yang berbeda. Perbedaan penyajian tersebut antara lain ditentukan oleh fungsi dan kegunaan karawitan.
Bagi seseorang yang digolongkan ke dalam kelompok komposer, melakukan kreativitas merupakan sesuatu yang amat penting bagi dirinya. Ia akan merasa kehidupannya lebih hidup hanya dengan berkreativitas. Sebaliknya, ia akan merasa kehidupannya menjadi hampa tanpa berkreativitas. Kreativitas dilakukan dalam rangka mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, untuk berkembang dan menjadi matang, serta untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas dalam dirinya, sehingga dengan demikian ia akan dapat menemukan jati dirinya sebagai seorang komposer.

  1. Ekspresi Gendhing (11 April 2014)
A.    Sajian 1
Oleh Dini Sekarwati dan Tri Haryoko sebagai pengrawit. Dengan instrumen terdiri dari bonang 1, bonang penerus 1, sinden 9, rebab 1, slenthem pukulnya 2 dengan 3 orang pemain, slenthem biasa 1, balungan ada 7 (3 demung, 3 saron, 1 saron penerus/ peking), gong (1 paket dengan kempul) 1, kenong 1, kethuk kempyang untuk mengatur tempo ada 1, suling 1, siter atau kecapi 1, 1 pemain kajon karawitan suwuk. Ketika penyajian karawitan akan berakhir ditandai dengan tempo cepat. Jumlah pemain pada sajian1 berjumlah 30. (Gending Pathelan)
B.     Sajian 2
Oleh Liliawati sebagai vokal dan Danang Ari Prabowo sebagai ricikan rebab. Dan ricikan gending laras slendro patet 6 (Sartono Tatakan). (Gendhing Topeng Wayang). Pemain sama seperti sajian 1 tetapi vokal hanya1, jumlah pemain 26 orang, ada 4 penari, 3 penari bertopeng (putih, biru, merah), penari biasa 1, terdapat dalang, terdapat drama memakai bahasa Jawa. Tari yang dibawakan sangat menghayati isi dari cerita sajian ini, para penari membawakan cerita dan tariannya dengan sangat profesional. Suara sinden juga sangat berperan penting dalam suatu pagelaran seperti ini.
C.     Sajian 3
Jumlah pemain 27 orang, sinden perempuan 1 orang (menyanyi) dan sinden laki-laki 5 orang (tepuk dan nyanyi).
  1. Komposisi Baru/ Karya Baru Karawitan (Komposer Mahasiswa)
A.    Sajian 1
Berjudul Kluthekan dengan komposer Arna Saputra (09111144), asal Wonogiri. Sajian ini menceritakan tentang aktivitas di sebuah Warung Makan (Warung Tahu Kupat) yang semua aktivitas di dalamnya menghasilkan bunyi atau suara kluthak-kluthuk. Diantaranya : ceret air yang menghasilkan bunyi menjerit setelah air mendidih, botol-botol bekas (dipukul, ditiup), suara orang berbicara atau bercerita, suara gemercik gelas, suara menggoreng tahu, suara memotong sayur. Dari berbagai bunyi aktivitas tersebut komposer memanfaatkan dengan baik sumber dan peralatan bunyi disekitar kita. Sajian ini memberi gambaran dan penyegaran untuk memajukan kembali tradisi atau kesenian daerah terutama bagi anak muda untuk menjaga dan meneruskan kesenian serta tradisi yang ada.
B.     Sajian 2
Komposisi berjudul “Trenyuh” dengan komposer Jasno (06111133), lahir di Boyolali, 24 April 1986, SD Negeri Sruni lulus tahun 1999, SMP Negeri Musuk lulus tahun 2002, SMK Negeri 8 Surakarta lulus tahun 2006. Sajian ini menceritakan tentang keluarga, trenyuh merupakan sebuah perasaan sedih atau terharu ketika melihat sesuatu dan merasa iba. Alat musik yang digunakan kenong, tabuhan kendhi, kempul, alat musik dari peralon panjang berisi pasir, alat gesek rebab.
C.     Sajian 3
Komposisi berjudul “Randha” dengan komposer Kukuh Yuwana Basuki (10111111), lahir di Karanganyar, 21 Juni 1991, SD Negeri 02 Sumberejo, SMP Negeri 02 Kerjo, SMK Negeri 8 Surakarta. Alat musik terdiri dari variasi karawitan yang disajikan dan diolah sedemikian rupa oleh komposer sehingga tercipta hasil karya musik yang indah dan menonjolkan serta menunjukkan isi dari sajian tersebut. Sajian ini menceritakan tentang suasana hati seorang janda yang merasa kesepian.
D.    Sajian 4
Komposisi yang berjudul “Ngedhablu” dengan komposer Suryo Winarko, lahir di Ngawi, 23 Juni 1991. Sajian ini menceritakan tentang wakil rakyat yang mengumbar janji tanpa ada pembuktian dan tindakan untuk kesejahteraan rakyatnya. Alat musik yang digunakan : gong cilik, gambang, kenong.
E.     Sajian 5
Dengan judul “ Kasmaran” komposer Tony Prabowo, lahir di Grobogan, 26 Mei 1992, SD lulus tahun 2004, SMP lulus tahun 2007, SMA lulus tahun 2010. Sajian ini  menggambarkan bahwa semua makhluk hidup di dunia ini pasti akan merasakankasih sayang, kasmaran. Kasmaran dapat terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dengan siapa dan di mana saja. Kasmaran atau kasih sayang melahirkan perasaan cinta kasih, serta kedamaian.




LAMPIRAN
             



            



             
             

             
              
            
    


0 komentar:

Posting Komentar

Flickr Images

Like us on Facebook